Dunia per-noodle-an di tanah air sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, beberapa waktu belakangan, sosial media memang tengah diramaikan oleh sengketa bisnis antara Mie Gaga VS Indomie. Berbagai konten yang membahas tentang kedua produsen mie instan ini pun menjadi bahan perbincangan yang hangat oleh banyak netizen. 

Di balik viralnya drama dua merek mie ini, ternyata terdapat beberapa fakta menarik yang mungkin belum kamu ketahui. Apa saja? Yuk, mari kita bahas.

Indomie Lahir Dari Usaha Djajadi Djaja

Polemik antara Mie Gaga dan Indomie di sosial media bermula dari akun TikTok @bigalphaid pada 20 Agustus 2023. Video tersebut menjelaskan secara singkat tentang sejarah awal mula Indomie didirikan oleh Djajadi Djaja pada tahun 1972 silam. 

Saat popularitas Indomie kian meroket, Sudono Salim selaku penemu merek Sarimi mengajak Djajadi Djaja untuk bekerja sama dan mendirikan perusahaan PT Indofood Interna Corporation. Saat itu, Djajadi Djaja menjadi pemegang saham utama sebesar 57,5%. Sedangkan Sudono Salim memiliki nilai saham sebesar 42,5%. 

Sayangnya, ketika Djajadi Djaja mengalami krisis keuangan di tahun 1993, ia justru dikeluarkan dari jajaran pemegang saham PT Indofood Interna Corporation. Pada akhirnya, Sudono Salim pun mengambil alih keseluruhan saham Indomie dan memasukkannya ke dalam perusahaan PT Indofood Sukses Makmur di tahun 1994. 

Perlawanan Djajadi Djaja Merebut Kembali Indomie

Djajadi Djaja tak tinggal diam, di tahun 1998, ia mencoba mengambil hak asuh Indomie kembali dari tangan Sudono Salim. Sayangnya, gugatan yang ia ajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tak membuahkan hasil. 

Djajadi Djaja mengklaim jika 11 merek makanan termasuk Indomie dan Chiki Snack adalah miliknya. Semua merek tersebut ia gunakan di bawah naungan PT Sanmaru Food Produsen Co., sebuah perusahaan milik Djajadi Djaja yang bekerja sama dengan tiga mitra lainnya. Namun, kala itu, Sudono Salim juga turut mengakusisi perusahaan tersebut. 

Menurut Djajadi Djaja, transaksi penjualan tersebut tidak sah karena proses perjanjian jual beli dilakukan secara paksa. Sekalipun Sanmaru telah dijual, merek-merek yang diambil tersebut tetaplah milik pribadi yang sah dari Djajadi Djaja. 

Perjuangan Djajadi Djaja Menciptakan Mie Gaga

Setelah perseteruan yang cukup panjang tersebut, Djajadi Djaja berusaha mengembangkan bisnis baru yang tak jauh dari sektor food and beverage (FnB). Di bawah PT Jakarama Tama, Djajadi Djaja pun melahirkan mie instan baru yang dikenal sebagai Mie Gaga. 

Tak hanya produk berupa mie, perusahaan ini juga berfokus dalam membuat makanan kaleng, sosis siap makan, dan bumbu penyedap rasa. Beberapa produk terkenal lainnya yang sudah banyak dikonsumi oleh masyarakat ialah merek mie instan “100”, “1000” Mie Gepeng, Mie Telor A1, Otak-Otak, dan Sosis Loncat. 

Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Melemah

Di tengah ramainya netizen menaruh perhatian pada kedua produsen mie ini, saham Indomie yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) tercatat berada di zona merah pada Selasa, 5 September 2023. Bahkan, pada tanggal 28, 30, dan 31 Agustus 2023, saham Indofood sempat mengalami penurunan beruntun. 

Kondisi tersebut membuat kapitalisasi pasar dari ICBP raib sebesar Rp6,12 triliun. Pada 18 Agustus 2023, ICBP memang berhasil mendapatkan profit Rp136,44 triliun, akan tetapi nilai ini kemudian anjlok menjadi Rp130,32 triliun pada 5 September 2023. 

Entah karena sentimen konsumen terhadap Indomie atau bukan, akan tetapi fakta yang terjadi di pasar bursa memanglah demikian. 

Kontroversi klasik antara Mie Gaga dan Indomie yang kembali mencuat bisa menjadi pelajaran berharga bagi siapapun, terutama untuk kamu yang sedang berkecimpung dalam dunia bisnis. Jika membutuhkan informasi tentang dinamika dan tren bisnis terkini setiap harinya, Beranda.co.id bisa menjadi referensi situs yang paling tepat untuk kamu.