Fiyuhhhh! Setelah pergulatan batin yang cukup lama, finallyyy saya memutuskan untuk nulis topik soal keuangan untuk pertama kalinya. Yup! For the first time ever, blog saya akhirnya punya juga artikel yang isinya tentang finance dan investasi di tengah hiruk-pikuk soal skincare, buku sampai drakor segala ckckck.
Anyway, saya termasuk salah seorang yang suka banget bahas keuangan. But, to be honest, nulis topik soal finance itu rasanya agak ngeri-ngeri sedap juga sebenarnya. Soalnya, saya bukan anak akuntan, bukan orang yang expert sama finance, dan tentu saja bukan influencer keuangan ataupun bisnis yang sering sliweran di timeline bahas soal saham, reksadana, start up, hingga kondisi ekonomi dan segala printilannya itu.
Beberapa tahun belakangan, saya memang memutuskan untuk berinvestasi pada saham dan juga reksadana. Sama seperti para newbie investor lainnya, saya cukup sering update soal kondisi portofolio saya, entah itu pas merah ataupun saat ijo-ijonya. Singkat cerita, beberapa teman dan keluarga saya pun mulai tahu kalau saya ini punya saham. Mungkin karena mereka pernah liat story saya. And you know what, banyak di antara mereka yang nganggap saya ini sudah kaya soalnya saya sudah jago main saham kata mereka.
Para investor garis keras pasti agak tersentil dong dengar kata “main saham” ini ckckc. Ya, mindset kayak gini tuh sebenarnya agak susah juga sih dilurusin apalagi buat mereka yang masih awam. Jadi gak heran juga kalau term investasi di pikiran mereka itu agak melenceng jauh. Beberapa kalangan kalau dengar kata investasi, saham apalagi bahas-bahas soal trading sama crypto maka otomatis di kepala mereka itu akan cenderung menarik kesimpulan bahwa kamu itu punya banyak uang. Perkara liat story saya yang punya grafik naik turun, saya langsung disamain dengan Raffi Ahmad sama Nagita Slavina dong hihi (Aminin aja yeekan).
Berhubung saya sudah melewati masa euforia sebagai investor pemula yang jumlah lot sahamnya gak seberapa, saya pun sudah sangat-sangat jarang pasang story atau update soal investasi lagi. Kirain orang-orang udah gak sering nanya lagi soal investasi dan kawan-kawannya itu. Ternyata, saya salah. Saya masih dianggap sebagai investor kelas kakap yang mengetahui seluk-beluk dunia investasi dan jago dalam urusan pengelolaan keuangan.
Ya, gak ada salahnya juga sih buat nanya-nanya dan diskusi soal investasi ataupun masalah financial planning. Mungkin mereka memang gak punya tempat buat diskusi soal ini. Dan satu-satunya teman yang mungkin mereka kenal dan seingat mereka update tentang saham ataupun keuangan itu ya mungkin cuma saya doang. Maka jadilah saya sebagai mbak Ligwina Hananto versi lite via chat WA ckckc. But, it does not matter at all, malahan saya suka soalnya punya banyak teman buat diskusi soal keuangan.
Karena sering dichat atau ditanya langsung soal saham dan masalah keuangan lainnya, saya tuh jadi gatel banget buat ngoceh di blog. Bahkan saat mulai investasi beberapa tahun yang lalu, saya pun juga sudah gemess banget buat nulis artikel tentang pandangan saya soal investasi dan keuangan. Tapi! Ya itu tadi, selain takut salah kasih informasi, saya juga ngerasa belum pantas aja buat bahas soal finance sampai soal saham dan turunannya itu. Orang saya melek financial jalur Youtubenya bang Radit kok bukan jalur bangku perkuliahan ckckck.
Hingga tibalah pada suatu hari di awal Maret tahun 2023 ini. Seorang junior di kampus tanya-tanya lagi soal investasi. Dari chat pembukanya saja sih saya sudah skeptis ya doi bakal serius dalam dunia investasi. Soalnya, pengalaman sebelum-sebelumnya kebanyakan ya gitu, cuma tanya aplikasi yang paling bagus dan paling gocer lah ngasih return tinggi dan yang nggak pernah minus. Setelah saya kasih penjelasan secara singkat soal risiko dalam dunia investasi biasanya gak lanjut panjang lagi tuh diskusinya. Tapi, junior saya yang satu ini malah makin banyak tanya dan ternyata memang benar kalau doi mau serius buat investasi.
Wajar juga sih ini anak pengen serius investasi, soalnya doi juga kerja di luar negeri dengan penghasilan cukup besar jadi mungkin sudah mulai aware juga dengan cara mengelola uang yang dia punya. Yang bikin saya makin excited itu ya karena anak ini tuh bener-bener cari tahu dan nonton link-link video soal investasi dan cara ngatur uang yang saya kasih. At the time, saya langsung mikir, wah akhirnya punya teman bercuan yang sefrekuensi nih.
Menariknya lagi, diskusi soal finance ini cukup berlangsung alot. Yang biasanya kalau sama orang lain saya jawab ala kadarnya, kali ini saya langsung berasa ngepodcast ala bang Radit via WA cuy. Pas ngebaca ulang semua chat, saya kok berasa jadi bang Radit beneran yang ngasih wejangan dan panduan investasi. Saya pun mulai ngejelasin pandangan pribadi saya soal investasi.
Sebagai pekerja serabutan yang pendapatannya gak menentu, invest di saham dan reksadana adalah salah satu jalan ninja buat ngejaga kesehatan keuangan pribadi saya. Saya juga ngelurusin pandangan dia dan mungkin juga bagi beberapa orang lainnya yang masih nganggap kalau orang yang investasi atau punya saham itu sebagai orang kaya. I mean, some people especially top entrepreneurs memang sudah jelas dong yes mereka itu orang sukses dan juga kaya. Tapi, jangan dipukul rata juga, semua orang yang punya reksadana dan juga saham sudah jelas kalau mereka itu sudah sesukses pengusaha-pengusaha mentereng. Porto saya mah sudah jelas insecure liat portonya Pak Erich Thohir sama Pak Sandiaga Uno.
So, buat para readers yang kebetulan baca tulisan ini dan juga masih awam soal investasi. Let me tell you, bagi saya pribadi investasi merupakan salah satu cara untuk mengatur dan menjaga kondisi keuangan saya yang bisa dibilang lebih banyak surutnya daripada pasangnya. Kalau orang bilang investasi bisa bikin kaya, ya jelas bisa-bisa aja dong. But, kita juga mesti tahu dulu tujuan dasar buat investasi itu sendiri supaya kita gak sekedar naruh uang di instrumen atau produk investasi yang dipilih.
Jangan lupa juga, kalau kondisi pasar itu gak menentu. Jadi, akan selalu ada risiko kerugian saat berinvestasi. So, know your self better before investing. Dan yang paling penting lagi, we need money to invest. Apalah artinya financial planning without money yang mau diplanning.
Kayaknya, sekian dulu ya ocehan perdana saya soal investasi dan soal ngatur duit di blog saya ini. Semoga saya bisa mencurahkan segala hasrat terpendam saya soal saham, reksadana, financial planning dan konco-konconya itu di lain kesempatan. See you!
No comments